Post Blog Hasil Karya

Menulis Cerita | Siswa SMA Kelas 10 ::: Raisha Larasati

ORANG TUA PENYELAMATKU

Karya Raisha Larasati

 

             Raliya adalah seorang siswi kelas IX di SMP Negeri 1 Bandung. Ia berasal dari keluarga sederhana, Ayahnya bekerja sebagai guru di sekolah dasar sedangkan Ibu nya pedagang warung. Raliya sangat cantik dan baik hati, dia juga pandai  menempatkan dirinya di mana pun.

            Suatu hari saat dipertengahan jalan  pulang ia bertemu dengan Widia teman masa kecil nya dulu saat di sekolah dasar.  Mereka sudah lama tidak bertemu karena memilih sekolah yang berbeda, Raliya hampir saja tidak mengenalinya Widia yang dulu dan yang sekarang sangat jauh berbeda. Mereka pun berbincang dan berbagi nomor telepon. Raliya pun mengakhiri pembicaraan mereka karena waktu sudah menunjukkan pukul 16.00 WIB.

Keosokan harinya, Widia menghubungi Rliya untuk mengajak dia pergi ke mall yang terkenal di Bandung. Disana mereka sangat asik mengobrol, berbelanja, menonton bioskop hingga lupa waktu dan hingga lupa berapa banyak uang orang tua yang mereka habiskan.

Ting! Waktu menunjukkkan pukul 12 malam,ia membuka pintu dengan hati hti dan berjalan mengendap-endap kea rah kamar tidur nya. Tiba tiba lampu ruang tamu pun menyala,belum sampai RALIYA masyk ke kamarnya ia di kejutkan oleh seorang laki laki yang duduk di sofa itu dengan memangku tangan nya sambil berkata

“Sudah jam berapa sekarang  hemmm??!!” suara ayah menggelegar diruangan itu.

Raliya tersenyum sambil menggaruk kepala yang tidak gatal

Dengan mata tajam dan raut wajah dingin ayah nya berkata

“Kemana aja kamu !!  HP gak bisa dihubungi, pergi gak bilang sama ibu, jam segini baru pulang .”

Raliya tidak menjawab hanya menunduk dalam dalam tidak mau melihat wajah sang ayah yang sedang marah didepan nya.

“Ayah tidak mau melihat kamu pergi main dan pulang jam segini lagi, kasihan ibumu dari tadi menangis mencemaskan kamu”

Dengan wajah yang masih menunduk dan suara yang bergetar Rliya menjawab

“Baik ayah maafkan aku….”

“Masuk ke kamar kamu sekarang” kata ayah meninggalkan Raliya

Dengan cepat Raliya bergegas masuk kekamar dan mengunci pintu nya

Raliya membantingkan tubuh nya ke kasur lalu menangis dan memukul mukul bantal,tidak pernah dia melihat ayah nya semarah itu kepada dia.Ia menangis sampai tertidur.Dengan sinar matahari yang masuk dari sela sela gorden Raliya terbangun oleh suara ibu nya yang mengetuk pintu berkali kali, dengan mata yang masih mengantuk Raliya membuka pintu dan kembali tidur. Ibu nya masuk dan duduk di pinggir kasur dengan mengusap dan membangunkan nya sambil berkata

“Raliya sayang bangun yu kita sarapan Raliya kn mau sekolah.”

Dengan mata terpejam Raliya menjawab” Ibu aku masih  ngantuk! jangan ganggu Raliya,Raliya gak mau sekolah”.

Dengan wajah terkejut sambil menahan air mata  ibu nya pergi meningglkan raliya yang masih tidur, ibu nya tidak menyngka raliya akan berubah dalam semalam jadi seperti itu.

 Waktu menunjukkan pukul 12.00 siang

 Raliya bangun lalu membuka hp dan melihat banyak sekali pesan dan telepon dari Ayah nya semalam dan Widia. Dia melemparkan hp nya ke kasur sambil menghembuskan nafas nya dengan kasar dia bangun dan keluar dari kamar nya melihat sudah tidak ada siapapun disana . Dia ber aktivitas seperti biasanya mandi, makan dan lain lain. Setelah semua selesai dia pun menghubungi Widia mengajak nya untuk pergi main Widia pun mengiyakan nya. 

Singkat cerita Widia pun mengajak Raliya pergi kesuatu tempat yang menurutnya bisa menghibur Raliya yang sedang sedih dan tidak karuan pikirannya. Ia di bawa ke sebuah rumah yang disana banyak laki laki yang sedang meminum minuman keras merokok dan lain lain. Raliya awal nya ragu untuk masuk kesana tetapi, Widia memaksanya dan meyakinkan nya bahwa tidak akan terjadi apa apa,akhir nya Raliya pun ikut masuk kesana bersma Widia.

Disana Raliya hanya duduk diam melihat Widia yang sedang senang senang meminum minuman keras bersama teman teman nya, tidak lama kemudian Widia menghampiri Raliya dan menyodorkan satu gelas minuman keras itu, Raliya menolak dengan menggeleng geleng kan kepala nya,Widia terus memaksa dan meyakinkan jika Raliya meminum itu beban dan masalah nya akan selesai.Raliya yang sudah tidak karuan pikiran nya menuruti Widia dan meminum nya. Raliya lupa diri dan tidak berhenti meminum nya ,ia menghabiskan 5 botol.

Tak terasa hari sudah gelap waktu menunjukkan pukul 22.00 malam ,Raliya yang sudah mabuk berat di tuntun menuju rumah nya di bantu oleh Widia.Setelah sampai di rumah Raliya, Widia mengetuk pintu dan tidak lama kemudian  Ayah dan Ibu Raliya pun keluar betapa terkejutnya  melihat kondisi Raliya yang sudah tidak karuan.

“Apa yang terjadi dengan anak saya” !! ? kata Ayah Raliya dengan suara bergetar

“tadi raliya pergi kerumah saya membawa minuman keras saya suda melarang tapi Raliya gak berheti juga”jawab Widia tidak mau disalahkan.

Dengan cepat Ayah dan Ibu Raliya segera mengambil Raliya dari Widia

“Terimakasih ya nak sudah mengantarkan Raliya.“

Setelah itu Raliya di tidurkan di kamar nya, ibu nya hanya bisa menangis melihat kondisi Raliya sekarang. Keesokan harinya, dengan kepala pusing Raliya bangun dan melihat dia sudah ada di kamarnya ia melihat jam sudah menunjukkan pukul 07.00 pagi dengan cepat dia bergegas untuk siap siap pergi kesekolah.

Singkat cerita saat di sekolah guru bertanya pada semua murid akan di lanjutkan kemana setelah lulus,semua murid menjawab kecuali Raliya, Raliya hanya diam menunduk dan tidak menjawab karena dia tidak tahu harus kemana dan pikiran nya sudah tidak fokus seperti dulu. Saat pelajaran lain pun Raliya tidak pernah memperhatikan ,ia hanya melamun saat ditanya pun dia hanya diam.

Tak terasa bell pulang sudah berbunyi Raliya mengemasi barang barang nya lalau bergegas pulang dengan berlari,dia ingin cepat pulang untuk segera bertanya kepada ayah dan ibunya sesampainya di rumah Raliya berkata

“Ayah….. Ibu…… kesini.” Kata Raliya berteriak.

“ Apa nak” ayah dan ibu serentak sambil menghampiri Raliya.

“Ayah, Ibu aku mau di lanjut kemana setelah lulus” kata Raliya kepada ibu dan ayah nya

Ayah menghela nafas kasar sambil sedikit menunduk dan berpikir

“ayah dan ibu sudah memutuskan kalo Raliya harus pesantren. “kata ayah kepada raliya

Ibu raliya hanya mengangguk mengiyakan ucapan sang suami

“Hah pesantren gak aku gak mau pesantren buuuu aku gak mau pesantren”jawab raliya

“Raliya sayang dengerin dulu ya”kata ibu kepada raliya sambil mengusap kepala raliya

“Ayah takut kamu akan memilih jalan yang salah nanti nya, ayah sayang banget sma Raliya ayah gak mau sampai raliya kenapa napa nanti nya raliya anak ayah satu satunya, mau ya raliya”kata ayah dengan lemah lembut.

“Gak mau ayah aku gak mau pesantren aku mau sekolah biasa kayak temen temen” jawab raliyapergi meninggalkan ayah dan ibunya sambil menangis

Singkat cerita saat disekolah teman teman raliya sedang sibuk mendaftarkan mengisi formulir akan di lanjutkan kemana raliya hanya diam saja dia hanya melamun tidak tahu harus bagaimana.Sepulang sekolah raliya pergi ke rumah Widia dia tidak pulang ke rumah nya.

Keesokan harinya,dia pulang ke rumah betapa terkejutnya barang barang nya sudah di kemasi oleh ibu dan ayah nya .Dengan menahan tangis perlahan ia masuk ke rumah

“Ibu ayah apa semua ini aku mau kemana.”kata raliya dengan suara bergetar

“Kita akan mengantarkan kamu ke pesantren hari ini.”kata ayah sambil mengememasi barang barang raliya

“Ayah raliya mohon raliya gak mau pesantren “kata raliya sambil menangis

“ini semua buat kebaikan raliya,sekarang raliya cepetan siap siap kita berangkat”kata ibu kepada raliya

“Ayah ibu jahat, ayah ibu gak sayang lagi sama raliya”kata raliya pergi meninggalkan ayah ibu

Ayah ibu hanya bisa menghela nafas melihat sikap raliya yang semakin hari semakin melawan

Setelah paksaan sedikit dari ayah dan ibu, raliya tidak bisa apa apa lagi hanya pasrah hingga akhir nya sampai di pesantren yang sudah dari jauh hari di daftarkan oleh ayah dan ibunya . raliya hanya diam dan menangis

Saat dipesantren raliya hanya menangis tidak mau makan tidak mau berteman dengan siapapun. Namun ada seorang teman raliya yang selalu ada untu raliya dan menemani raliya kemanapun, mendengarkan cerita hingga akhir nya raliya pun bisa menerima semua kenytaan yang ia jalani saat ini. Dia mulai merubah pola pikir merubah sikap menjadi lebih baik.

Setelah berbulan bulan dipesantren barulah dia menyadari betapa sayang nya orang tua nya kepada raliya, betapa banyak dosa yang ia perbuat dulu.dia sangat bersyukur bisa masuk ke pesantren  ini ia sangat menikmati hari hari di pesantren hingga akhir nya dia menjadi santri berprestasi dan mrnjadi hafidz qur an.

 

 

 

                                                                                    TAMAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2019 Komunitas Literasi Tauhidul Afkar | Guru - Siswawi - Sun3TeA Didesain Oleh: Dudi Ridwan | TeA-Blogger-Bageur

Copyright © 2019 Komunitas Literasi Tauhidul Afkar | Guru - Siswawi - Sun3TeA Didesain Oleh: Dudi Ridwan | TeA-Blogger-Bageur

Diberdayakan oleh Blogger.