Don’t Give Up
Karya: Lala Setia Syah Putry
Belvanot Zafeyya,sering juga di
sebut Belva.Dia seorang siswa sekolah menengah atas,yang berusaha mendapatkan
beasiswa kuliahnya,di salah satu Universitas ternama. Yaitu,National University Of Singapore.
Di saat jam istirahat, Belva pergi
ke kantin bersama ke dua teman nya. Yaitu, Gittana Leura,sering juga di sebut
Gitta,dan Arcila Queenzanatta,sering juga di sebut Arla.Sesampainya mereka
dikantin.
“Lo pada mau
pesen apa?.”Tanya Belva kepada kedua temenya.
“Kalo gue
terserah kalian aja.”Jawab Arla
“Gue ngikut
kalian berdua aja.”Sambung Gitta.
“Yaudah gue
mesen dulu ya.”Lalu Belva beranjak dari duduknya untuk memesan mesananya.
“Iyaa.”seru
mereka bersamaan.
Ketika mereka sedang asik menikmati
makanannya masing-masing,tiba-tiba Gitta mengawali perbincangan, tentang
mengenai perihal kuliah
“Woii,lo pada
mau lanjut kemana.”Tanya Gitta kepada dua temanya.
“Kalo gue si mau
lanjut di UNAIR.”Ucap Arla dengan percaya diri.
“Wihh! mantep
juga tuh.”Ucap Gitta sambil ternganga.
“Kalo lo mau
kemana Gitt??.”Tanya Arla dengan rasa penasaran.
“Gue selepas SMA
di suruh Nyokap Bokap gue,ikut ke Kanada.Jadi kemungkinan gue juga bakal kuliah
di sana.”Ucap Gitta menjelaskan.
“Kalo lo mau
lanjut ke mana Belv?.”Tanya Gitta dengan penasaran.
“Maunya si gue
di NUS.”Ucap Belva dengan santai.
“Wahh singkatan
apaan tuh?.”Tanya mereka berdua serempak.
“National University Of Singapore.”Jawab Belva dengan senyuman
yang merekah.
***
Sesampainya Belva di rumah,Belva
langsung memasuki kamarnya lalu membereskan barang-barang yang tergeletak di
atas lantai.Setelah membereskan
barang-barangnya ia pun beranjak pergi menuju ke kamar mandi untuk membersihkan
dirinya yang sempat berkeringat.Ia baru tersadar bahwa sedari tadi ia pulang
dari sekolah ia tidak melihat sosok bundanya. Ia pun mencari disekitar
perkarangan Rumahnya, tetapi hasilnya nihil, ia tak menemukan sosok bundanya
itu. Ketika ia sedang merasa mulai panik. Tiba-tiba, ada suara nada dering
berbunyi di ponselnya.
“ Halo Bunda?,
Bunda lagi dimana??.” Tanya belva dengan panik. Dan terdengar suara isakan
seseorang di sebrang telpon sana,Tetapi, sang bunda tak kunjung menjawabnya.
“ Bunda?, bunda
kenapa?, kok diem aja?.” Tanya Belva di iringi dengan rasa penasaran.
“ Belva…” lirih sang
bunda. Yang sedari tadi takkunjung menjawab.
“ Iya Bun, Bunda
kenapa??.” Tanya Belva lagi kepada bundanya, dengan perasaan yang tidak enak.
“ Belva..Ayah
kamu kecelakaan…” lirih sang bunda, yang tak tahan lagi menahan tangisan nya.
“ Apaa!!? Ayah
kecelakaan?? Terus sekarang bunda lagi
dimana!??.” Teriak Belva dengan panik.
“ Sekarang bunda
lagi ada di RSUD Harapan Mulia,” Ucap bundanya yang tak henti terisak dari
tangisannya.
“ Belva sekarang
juga mau nyusul berangkat kesana Bun!.” Teriak Belva lagi, yang bersia- siap
untuk berangkat ke Rumah sakit itu.
***
Sesampainya di Rumah sakit dia
langsung menuju Resepsionis lalu bertanya .
“Eum.. Suster
mau nanya kalo Ruangan atas nama Bpk Justean Alexander nomor berapa ya sus?.”
“ Owhh ruangan
Bpk Justean Alexander ada di ruangan kamar nomor 93.”Jawab Suster itu.
“O-ooh iya
makasih Sus.”Ucap Belva dan Suster itu pun mengganggukan kepalanya yang
bertanda mengiakan.
Ketika Belva sedang berlari menelusuri kolidor Rumah
Sakit,ketemulah ruang kamar Ayahnya dan ia langsung memasuki ruangannya dan
matanya langsung tertuju kepada sang Bunda yang sedang menangis.
“Bundaa,”Ucap
Belva pelan bahkan sangat pelan hampir tak terdengar.
“E-ehh,Belva,Belva
udah dateng.”
“Iya Bunda,Bunda
keadaan Ayah gimana Bun?.”Tanya Belva khawatir.
“Belva Ayah kamu
koma sayang.”Lirih Bunda.
“Bun,Bunda
bohongkan, Bunda bercandakan??.”Tanya Belva tak percaya.
“Belv,Belvaa
yang sabar Bunda juga sama kok rapuh ya sayang, kita berdo`a sama-sama ya semoga Ayah cepet-cepet siuman.”Tutur sang
Bunda.
Dan Belva pun
mengganggukan kepalanya menandakan iya.Tak lama dari situ tiba-tiba ada suara
Monitor yang menandakan Ayah nya sedang tidak baik-baik saja,Ia pun langsung
bergegas dan berteriak memanggil Dokter tak lama dari situ pun Dokter,datang
dengan tergesa-gesa dan langsung memeriksa dengan alat Detak Jantung.dan Belva
dan Bunda pun menunggu di luar tak lama dari situ Dokter keluar dan menjelaskan
bahwa nyawa sang ayah tak tertolong.
“Ini benar
dengan keluarga bpk Justean?.” Tanya Dokter pada belva dan bunda.
“Iya, saya istri
nya bpk Justean sendiri” jawab Bunda dengan wajah panik.
“Maaf,saya sudah
berusaha semaksimal mungkin tapi tuhan berkata lain” ucap sang Dokter
Bunda dan Belva
terduduk lemas di lantai menangis dengan histeris seakan tidak menerima sang
ayah. Belva terus menangis dan memanggil nama sang ayah lalu masuk ke dalam
ruangan dan memeluk jasad sang ayah.
Di pemakaman
sang ayah Belva dan Bundanya mendo’akan yang terbaik untuk ayahnya di alam
sana. Teman-temannya pun mendatanginya dan berusaha menenanginya agar dia tetap
kuat dengan keadaannya saat ini. Setelah selesai dari pemakaman, Bundanya dan
Belva langsung pulang. di rumah, belva masih terus saja memikirkan ayahnya
begitupun bundanya yang masih terus saja melamun memikirkan sang ayah.
***
Beberapa bulan kemudian…
Hari ini adalah
hari kelulusan Belva dan teman-teman nya,Belva memasuki ruangan dengan senyuman
yang merekah namun dia sedikit sedih karena ayah nya tidak bisa merayakan hari
kelulusan nya. Tetapi ibu nya terus menyemangati nya agar tidak bersedih. Tidak
lama dari situ temen-temen nya pun datang menghampiri nya dan mengucapkan
selamat.
“Congratulations
ya beb” ucap Gitta dan Arla
“Iya,congrate
juga ya lo” ucap Belva
Sesudah
mengucapkan selamat ternyata Belva menjadi siswi terbaik di sekolah nya. Senyum
Belva merekah saat mendengar namanya di panggil.
“SISWI TERBAIK DIRAIH OLEH…BELVANOT ZAFEYYA
!!!” ucap seorang mc
“Hehh,cepetan!
lo di panggil tuh” seru Arla dengan gemas kepada Belva yang hanya terdiam, tak
menyangka.
“Lo salah denger
kali anjirr “ ucap Belva yang tidak
percaya.
“Kepada ananda
Belvanot Zafeyya di mohon untuk segera menaiki panggung.” Ucap seorang MC untuk
kesekian kalinya. Membuat Belvanot yang tadi sedang beradu argumen bersama
temannya itu. Kaget sekaligus ternganga.
“Belva ayo
cepetan!!.” Suruh Arla kepada Belva, yang beranjak dari duduknya.berjalan
menuju panggung.
Belva berjalan di atas panggung,di
irirngi dengan suara tepukan para wisudawan.
Setelah menuruni
panggung ia langsung menghampiri Bundanya yang menangis terharu dan menyambut
nya dengan pelukan. Belva pun membalas pelukan hangat sang Bunda. Setelah
berpelukan dengan bundanya, teman-temanya pun menghampirinya dengan berlari
kecil, di iringi dengan tawa bahagia mereka. Setelah mereka bertiga berpapasan,
mereka langsung berpelukan sambil berloncat-loncat. Akhirnya setelah Semua
perjuangan yang di lewati oleh Belva yang hampir menyerah kini pun terbayar
oleh keberhasilannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar