Post Blog Hasil Karya

Menulis Cerita | Siswa 9A ::: Aira Wirdatari

PERGURUAN TINGGI ADALAH IMPIAN KU

KARYA : AIRA WIRDATARI

Sabira Alula adalah anak tunggal, ia terlahir dalam keluarga berkecukupan. memiliki hobi belajar dan mempunyai cita cita ingin menjadi pengajar di pergurua tinggi, ia sekarang menduduki kelas 12 di sekolah SMK OBOR BANGSA.

Diruang kelas yang sangat hening Sabira sedang duduk sambil membaca buku yang ia pelajari. Tiba tiba datang dua sahabat yang mengganggu Sabira yang sedang membaca.

“Darrr!” ucap dua sahabat yang datang mengganggu Sabira

“Bikin kaget aja” ucap Sabira yang mengabaikan kedatangan sahabat nya

“Ih malah diterusin baca nya,ayo kekantin” ucap salah satu sahabat nya

“Kalian duluan aja nanti aku nyusul tanggu dikit lagi” ucap Sabira

“Yaudah deh kita duluan” ucap kedua sahabatnya sambil meninggalkan Sabira

                                                                                ***

Sesampainya dirumah, Sabira langsung menghampiri orang tua nya yang sedang membicarakan kuliahnya.

“Kak, tadi ayah ibu sudah membicarakan kuliah untuk kamu” ucap ibu

“Iya aku mau ngambil jurusan perguruan tinggi, boleh”ucap Sabira

“Kamu jangan ngambil jurusan perguruan tinggi” ucap ayah

“Kenapa yah?”

“Ayah mau kamu menjadi dokter kaya sodara sodara yang lain” ucap ayah

“Tapi Sabira gamau jadi dokter yah,itu bukan kemauan sabari yah!” ucap Sabira dengan nada yang lebih tinggi

“Ayah gamau tau pokoknya kamu harus jadi dokter!”marah ayah nya

Sabira pun lari meninggal kan kedua orang tua nya dan masuk kekamarnya,ia terus menangis karena ucapan ayahnya,ia terus memikirkan karena dokter itu bukan impiannya ia ingin sekali masuk universitas perguruan tinggi  tetapi ayah nya ingin Sabira menjadi dokter seperti saudara saudranya. Sabira terus mencari cara agar ia bisa masuk ke perguruan tinggi. Tiba tiba ibu datang menghampiri Sabira yang sedang menangis.

 

“Jangan dipikiran omongan ayahmu tadi” ucap ibu sambil mengusap kepala Sabira

“Sabira gak mau jadi dokter bu,dokter bukan impian ku” ucap Sabir sambil menangis

“Tapi ayah hanya ingin yang terbaik untuk mu nak” ucap ibu

“Tapi yang terbaik menurut ayah itu gak bisa aku lakukan bu” ucap Sabira

“Kenapa?”ucap ibu

“karena itu bukan impian ku bu,kenapa sih ibu gak bisa ngertiin perasaan ku” ucap sabira

“Sabira kamu itu harapan kami satu satu nya,kami ingin yang terbaik untukmu,ibu mohon agar kamu menuruti perkataan ayah dan ibu”ucap ibu sambil menasihatinya

Setelah ibu menasihati Sabira ibu pun pergi meninggalkan sabira yang sedang menangis.

***

                Pagi pun tiba Sabira menghampiri meja makan lalu Sabira pamitan kepada kedua orangtua nya,setelah itu sabira berangkat ke sekolah untuk melaksanakan ujiannya.

Singkat cerita Sabira pun lulus dan mendapatkan nilai akhir tertinggi di sekolah nya. Namun hal demikian tidak menjadi jawaban bagi sang ayah yang tetap harus melanjutkan studinya ke ilmu kedokteran.

Secara diam-diam Sabira mendaftar kan diri ke Univeritas Pendididkan Indonesia Bandung, dan ia pun mendapatkan kabar bahwa ia diterima di kampus tersebut. Ia tak sabar segera memberi tahu ibu

“Bu, aku diterima di UPI bu!”

“Bagus nak tapi ibu hawatir bagaimana tanggapan ayah mu nanti.” Ibunya menjawab sangat ragu.

Tak lama kemudian Sabira pun hendak memberi tahu ayahnya.

“Yah…. Maaf kan Sabira , ternyata Sabira di terima di UPI Bandung.”

Terkaget ayah nya mendengar perkataan Sabira dan langsung terjatuh pingsan. Sabira dan ibu pun dengan terburu-buru langsung menghubungi ambulan. Saat di rumah sakit, dokter memberi tahu bahwa ayah terkena serangan jantung.

“Maaf kan Sabira yah, Sabira akan mengikuti kemauan ayah asalkan ayh bisa sehat kembali.”ia memeluk ayah nya dengan erat.

                Tak lama kemudian ayah nya terbangun dari serangan jantungnya, dan ia meminta maaf kepada kepada sang anak bahwa kemauannya itu bukan yang terbaik untuk anaknya.

“Sabira maafin ayah ya, ayah udah memaksa kamu untuk menjadi dokter.”ucap ayah sambil mengelus kepala sabira.

“Gapapa yah mungkin itu juga yang terbik buat Sabira yah, yang penting sekarang ayah sehat.”ucap Sabira sambil tersenyum pada sang ayah.

“Tapi sekarang ayah izinin kamu buat masuk ke perguruan tinggi”ucap ayah sambil tersenyum kepada sabira.

“Makasih banyak yah udah izinin Sabira untuk masuk ke perguruan tinggi” ucap sabira sambil memeluk ayah.

***

Empat tahun kemudian Sabira pun berhasil mewujudkan impiannya untuk menjadi dosen di Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

               

                                 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2019 Komunitas Literasi Tauhidul Afkar | Guru - Siswawi - Sun3TeA Didesain Oleh: Dudi Ridwan | TeA-Blogger-Bageur

Copyright © 2019 Komunitas Literasi Tauhidul Afkar | Guru - Siswawi - Sun3TeA Didesain Oleh: Dudi Ridwan | TeA-Blogger-Bageur

Diberdayakan oleh Blogger.